Pada malam hari: Imajinasi & Realitas
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam. Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu.
Kalian pernah mendengar kata-kata ini, karya dari penyair terkemuka chairil anwar.
Raga ini mesti belajar membatasi nikmat agar tidak terlalu terbuai dalam kesenangan yang semu. Raga ini mesti berjalan walaupun hanya kesunyian yang seringkali ditemukan. Menghindari segala pandangan yang menambah semakin banyak potensi-potensi bertambah suburnya angan-angan yang seyogyanya selalu saja mendorong hasrat untuk tidak pernah puas akan sesuatu.
Untuk jujur kepada diri sendiri, terkadang kita mesti menghadapi berbagai prasangka yang berada di luar diri. Kemudian, membela diri bukanlah sesuatu yang mesti dilantangkan ketika mengalami hal tersebut, hanya diam dan biarkan rasa sakit itu menembus pandangan yang selama ini menutupi. Karena bisa jadi, itu merupakan suatu jalan untuk menemukan kesejatian. Bukankah apa yang selama ini kita anggap "aku" sebenarnya bukanlah "Aku"?
Di dalam segala kenikmatan yang diberikan, seharusnya itu tidak membuat goyah dalam melakukan pengenalan terhadap diri agar lebih mengenal Tuhanmu. Sedangkan segala literasi mayoritas justru hanya mendikte para pejalan dengan mengatur cara peribadatan dan melakukan amal sebagaimana mestinya. Sedang Ia berfirman, "kenalilah dirimu, maka engkau akan mengenal Tuhanmu."
Tapi, aku ataupun kamu sudah terlanjur memilih berprasangka terhadap apa yang ada di luar diri. Terlalu takut akan luka-luka yang angan berikan saat mencoba verkenalan dengan diri sendiri. Lebih memilih mencari pelarian dengan hanyut akan permainan purba-sangka yang memabukkan. Kalau memang seperti itu, Tuhan seperti apa yang telah kita ciptakan dengan kebiasaan berprasangka kita? Lebih condong dengan sifat yang mana?
Lihat dan perhatikanlah, ketika malam sudah mulai sinis hingga membuat raga menggigil. Entah bagaimana engkau selalu menemani sekalipun raga berusaha berkeliaran mencari pelampiasan? Bagaimana engkau selalu mendatangi sedang raga lusuh penuh ketidakpantasan? Bagaimana mungkin engkau menitipkan kepercayaan, sedang tarekat laku masih memandang yang lain penuh dengan kecurigaan?
Oleh karenanya malam menjadi bukti tempat berpikir tidak akan terjadi stagnasi. Dan hal ini tidak sporadis melainkan menjadi suatu semiotik.
Semiotik yang mengaktifkan imajinasi menanti ekskatologi dalam ruang sempit, jernih menjadi keruh, keruh menjadi jernih. melambangkan keberagaman sebab keberagaman etiknya kerukunan.
Malam mentransformasikan keadaan agar diskursus takkan pernah usai, di lalui sebuah pertanyaan paling dasar, hingga lebih mendasar mengupayakan hakikat sampai dengan telos.
Mendelegasikan telos artinya selesai lah pikiran, karena tak ada satu pun kekuatan yang bisa menghentikan pikiran.
Ada banyak cerita dibalik malam, tentang keindahannya yang membuat malam menjadi spesial. Malam begitu beruntung, ia tidak sendiri karena ditemani dengan jutaan pasang mata berelegi bersama bulan dan bintang. Malam begitu indah, saat semua elemen itu menyatu. Malam juga spesial, dapat menyaksikan pergantian tanggal yang tidak dapat dinikmati oleh siang hari.
Malam adalah setengah hari yang dikaruniakan Tuhan pada manusia untuk mengkhusyukkan istirahat mereka.
Tidak perlu mengharap matahari terbit malam-malam. Meski itu mungkin bagi Tuhan. Kurasa Dia ingin memberikan kita pelajaran berharga dalam setiap langkah hidup ini. Bahwa setiap langkah kaki kita akan selalu memiliki pembelajaran. Ingatlah jejak langkah kita, karena bila kita tersesat, kita bisa kembali menelusuri jejak.
Kamu sering mendengar orang-orang jatuh hati kepada malam. Banyak sekali yang jatuh hati kepada malam. sunyi yang merdu seketika diantara gelap dan sadar.
Dia tidak mempercayai mata untuk menyampaikan perasaannya. Tetapi, dia memiliki hati yang tidak buta. Dia memiliki hati yang tidak gelap mata. Dia jatuh hati dengan cara yang tidak pernah kamu pikirkan. Dia jatuh hati kepada gelap seperti dia mencintai malam.
Gagasan dapat lahir dalam gelap gulita, kesendirian, sepi dan keheningan malam.
Beberapa orang terus membuka lembaran hanya untuk sekedar mengetahui, beberapa untuk memehami. Dan yang lebih tinggi lagi dengan berbagai gagasan yang telah ditelaah akhirnya dapat melahirkan sebuah gagasan/ temuan baru berupa konsepsi pengetahuan. Sejarah para tokoh besar membuktikan ada banyak gagasan yang lahir pada malam hari dan siangnya adalah tempat untuk mempertaruhkan kekuatannya dengan gagasan lain.
Kerja akal bukanlah sebuah tindakan yang mudah seperti menghitung 1+1=2, namun akal untuk berpikir dan merenung butuh tempat tersendiri, butuh waktu dan moment. Jiwa yang bersentuhan dengan akal butuh ketenangan dan kebebasan tanpa beban. Di manakah hal itu mudah diperoleh, jawabnya ada pada malam hari. Di saat sebagian mahluk tertidur berselimut mimpi, maka jiwa dan akalnya menjadi bebas mendalami imajinasi dan realitas.
Gelap menghalangi setiap mata namun titik cahaya adalah petunjuk, hal inilah yang selalu dinanti Para Pecinta. Dalam gelap dan hening cahaya hadir mengisi kekosongan dan memanggil jiwa yang sepi karena kerinduan yang butuh akan jawaban.
Malam yang bisa menunjukan kejujuran kita, pada siapa keinginan tertuju,
gambaran atas apa yang tak terjawab, bisa jadi nampak pada keheningan malam.
sebab riuh selalu mengacaukan keinginan hingga menjadi terbatas.
Kamu merasa lebih baik bukan ketika semua masalah selesai, tapi ketika kamu berhenti mengkhawatirkan masalahmu.
Pribadi yang menyambut awalnya hari dengan gembira akan menuai kepuasan di akhir hari.
Bagiku ada jeda panjang merayap pelan antara waktu temaramnya malam hingga sang surya perlahan nampak. Jeda itu terasa melelahkan, menguras apapun yang dinamakan emosi, bahkan saya sampai berniat mengucapkan menyerah.
menjalani hidup tanpa alasan. sekadar bertahan hidup. seperti itu? saya sendiri terkadang berpikir bahwa terkadang saya tak jauh beda dengan pikiran tersebut. terlupa tentang saya tercipta karena ada alasan yang lebih baik. tak jarang, rasa lupa kita membelenggu untuk tidak mengetuk hati kita. mengetuk? mungkin lebih pada menghampiri dan mendekatinya. hati kita adalah hal yang bisa menjawab resah kita. namun, terkadang kita tak menghampirinya. karena di sana saya temukan dirinya.
Malam adalah ketika cahaya memudar, namun segalanya justru menjadi hidup.
Saat malam mulai gelap, biarkan kekhawatiranmu memudar.
Malam adalah bagian lain dari kehidupan. Bagian yang terbaik. Jika Kamu melewatkan malam, Kamu kehilangan bagian terbaik dari kehidupan. Jadi nikmati malam.
Entah kita yang suka pada malamnya atau karena bulan dan bintang yang menemani, tapi percaya atau tidak jika kita sudah mencapai di titik sepi yang satu ini, kita takan menghiraukan apa yang ada disekitar.
Bosan yang menjadi satu, menyadarkan atas alasan-alasan yang perlu kita telaah lebih jauh lagi. kita tidak tau jelas akan jawabannya, campur tangan dari semesta yang berarti membuat kita semakin mengetahui arti.
Langit malam tidak meminta lebih, bahwa semua bukan sekedar batasan, tapi ia bisa menjanjikan semua yang kita inginkan dikemudian hari bisa dilakukan, dengan rangkaian kata dan doa-doa yang melangit.
Pada malam hari daratan lebih dingin dibandingkan lautan, percakapan dari banyak manusia tidak sebercanda di siang hari.
sekelumit tentang rasa bisa di sandingkan dengan banyaknya diam, keheningan, mengikuti arah lelah.
sebuah sepenggal waktu yang selalu menyimpan sejuta cerita bagi anak manusia. Malam, sekelebat waktu yang singkat, tapi punya arti besar bagi bumi dan manusia.
Kota tempat kita tinggal bersimbah ingatan malam hari. tidak ada yang mampu menahan untuk bisa meluapkan semuanya. khawatir akan kalah dengan keterus terangan.
Perjalanan malam juga akan mencetak sejuta kisah. Selalu ada cerita mendebarkan yang tiba-tiba menyembul dari bilik mata atau hati.
saya suka perjalanan malam hari, bagi saya banyak hal tak biasa bisa terjadi. Dalam pandangan yang terbatas, bayangan pohon-pohon di kanan-kiri dalam hitam seperti mengundang tanya dan debar-debar.
kerap hanya memandang kosong sudut langit yang tiada berbatas. Mulut terkatup. Tetapi bisa membaca batinmu yang tengah terus berkecamuk meski perang antara ‘ya’ dan ‘tidak’.
seperti kalimat yang belum terselesaikan malam bisa menyelesaikan dengan jawabannya, Kita punya bayangan yang sama. Kita juga memendam kekaguman yang tak tergerus oleh tahun. Hanya kita yang tahu, dua dunia yang bagi orang lain mungkin tak bisa menjadi nyata. Kita nikmati semuanya dalam diam, dalam keindahan malam.
Biarkan gelap malam menjadi saksi semuanya, mengumpulkan segenap kekuatan dengan menjadi kelam, sunyi tak terdengar, jauh di ujung bumi yang tak tergapai, dan biarkan saja rasa yang mengeliat menahan perih, untuk sebuah senyuman yang menemani malam, saat mata terpejam, lalu terlihatlah keindahan dunia, yang tak mampu dilihat oleh mata telanjang.
Berterimakasih kepada tuhan karena telah menganugrahkan belahan terbaik untuk kita.
Bisa berbagi dingin diluar jendela menangkap banyak kata yang mungkin esok hari tak akan ada.
Malam selalu mempunyai cerita tersendiri. Banyak orang mendapat tempat tertinggi buah amalnya di malam hari, banyak pula yang jatuh ke dasar hina juga akibat lakunya di malam hari.
Malam adalah pakaian. Pakaian yang menutupi kebaikan orang-orang yang ikhlas, juga pakaian yang menyelimuti kejahatan orang-orang yang lalai.
seperti itu atau kita bisa satukan puing tua yang tak sempurna, mengajak kesendirian hingga terkubur semua sesalnya, kita menjadi ahli di sebuah redup, dijadikan ritual untuk introspeksi diri.
Comments
Post a Comment